Minggu, 03 November 2013

Perencanaan Audit

Nama : Desi Nataliani
Kelas : 3 EB 26
NPM : 28211139



A.    Perencanaan Audit
Perencanaan audit adalah total lamanya waktu yang dibutuhkan oleh auditor untuk melakukan perencanaan audit awal sampai pada pengembangan rencana audit dan program audit menyeluruh. Variabel ini diukur dengan menggunakan jam perencanaan audit. Keberhasilan penyelesaian perikatan audit sangat ditentukan oleh kualitas perencanaan audit yang dibuat oleh auditor.
Didalam perencanaan audir terdapat tahapan-tahapan yang harus di tempuh oleh auditor dalam merencanakan auditnya, diantaranya yaitu sebegai berikut:
1.      Memahami bisnis dan industry klien
Sebelum auditor melakukan verifikasi dan analisis transaksi atau akun-akun tertentu, ia perlu mengenal lebih baik industri tempat klien berusaha serta kekhususan bisnis klien. Memahami atas bisnis klien memberikan panduan tentang sumber informasi bagi auditor untuk memehami bisnis dan industri klien:
a.       Pengalaman sebelumnya tentang entitas dan industrinya.
b.      Diskusi dengan orang dalam entitas.
c.       Diskusi dengan personel dari fungsi audit intern terhadap laporan auditor intern.
d.      Diskusi dengan auditor lain dan dengan penasihat hukum atau penasihat lain yang telah memberikan jasa kepada entitas atau dalam industry.
e.       Diskusi dengan orang yang berpengetahuan di luar entitas.
f.       Publikasi yang berkaitan dengan industry.
g.      Perundangan dan peraturan yang secara signifikan berdampak terhadap entitas.
h.      Kunjungan ke tempat atau fasilitas pabrik entitas.
i.        Dokumen yang dihasilkan oleh entitas.

2.      Melaksanakan prosedur analitik
Tujuan prosedur analitik dalam perencanaan audit adalah untuk membantu perencanaan prosedur audit yang akan digunakan untuk memperoleh bukti tentang saldo akun atau jenis transaksi tertentu. Untuk maksud ini, prosedur analitik dalam perencanaan audit harus ditujukan untuk:
·         Meningkatkan pemahaman auditor atas usaha klien dan transaksi atau peristiwa yang terjadi sejak tanggal audit berkahir.
·         Mengidentifikasi bidan yang kemungkinan mencerminkan risiko tertentu yang bersangkutan dengan audit.
Prosedur analitik dapat mengungkapkan: 1) peristiwa atau transaksi yang tidak biasa, 2) perubahana akuntansi, 3) perubahan usaha, 4) fluktuasi acak, dan 5) salah saji.

3.      Mempertimbangkan tingkat materialitas awal
Pada tahap perencanaan audit, auditor perlu mempertimbangkan materialitas awal pada dua tingkat berikut ini:
1) tingkat laporan keuangan,
2) tingkat saldo akun. Mempertimbangkan risiko bawaan

4.      Mempertimbangkan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap saldo awal, jika perikatan dengan klien berupa audit tahun pertama
Audit tahun pertama memberikan panduan bagi auditor berkenaan dengan saldo awal, bila laporan keuangan diaudit untuk pertama kalinya atau bila laporan keuangan tahun sebelumnya diaudit oleh auditor independen lain. Auditor harus memperoleh bukti audit kompeten yang cukup untuk meyakini bahwa:
a.       Saldo awal tidak salah saji yang mempunyai dampak material terhadap laporan keuangan tahun berjalan
b.      Saldo penutup tahun sebelumnya telah ditransfer dengan benar ketahun berjalan atau telah dinyatakan kembali, jika hal itu semestinya dilakukan.
c.       Kebijakan akuntansi yang semestinya telah diterapkan secara konsisten.

5.      Mengembangkan strategi audit awal terhadap asersi signifikan
Strategi audit awal dibagi menjadi dua macam:
a.       Pendekatan terutama substantif (primarily substantive approach)
Pada dasarnya ada tiga alasan mengapa auditor menggunkan pendekatan ni:
1)      Hanya terdapat sedikit kebijakan dan prosedur pengendalian intern yang relevan dengan perikatan audit atas laporan keuangan.
2)      Kebijakan dan prosedur pengendalian intern yang berkaitan dengan asersi untuk akun dan golongan transaksi signifikan tidak efektif.
3)      Peletakan kepercayaan besar terhadap pengujian substantif lebih efisien untuk asersi tertentu.
b.      Pendekatan tingkat risiko pengendalian taksiran rendah (lower assessed level of control risk approach)

6.      Memahami pengendalian intern klien 


SSumber :

William C Boynton, Raymond N Johnson, Walter G Kell, Modern Auditing Edisi Tujuh, Jakarta: Erlangga.
 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar