Rabu, 28 Maret 2012

Makalah Pengangguran

MAKALAH
PEREKONOMIAN INDONESIA
“ PENGANGGURAN”

 









Nama         : Desi Nataliani
Kelas          : 1EB19
NPM          : 28211139


UNIVERSITAS GUNADARMA
EKONOMI / AKUNTANSI
KALIMALANG
2011/2012


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengangguran” ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah softskill yaitu “Perekonomian”. Makalah ini disusun oleh penulis dengan berbagai rintangan. Baik itu dari penyusun maupun baik itu dari luar. Namun dengan usaha dan kerja keras serta pertolongan dari Tuhan akhirnya penulis dapat menyelesaikannya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk demi perbaikan.



Bekasi, 30 Maret 2012,


                                                                                                                    Penulis


DAFTAR ISI
  

Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab 1. Pendahuluan
A.    Latar Belakang Masalah
B.      Rumusan Masalah
C.     Tujuan
Bab 2. Kajian Materi
A.    Pengertian Pengangguran
B.      Tingkat Pengangguran
C.     Dasar Klasifikasi Pengangguran
D.    Jenis- jenis pengangguran
Bab 3. Pembahasan
A.    Pengangguran di Indonesia
B.      Akibat-akibat Buruk Pengangguran
C.     Upaya Menanggulangi Pengangguran
Sumber


BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Jumlah pengangguran di Indonesia terus bertambah dari sekitar 9,5  juta orang atau 9,5% pada tahun 2003. Hal ini di sebabkan oleh karena pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dan terbatasnya jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia di Indonesia. Ditambah lagi meningkatnya jumlah kelulusan jenjang S1 yang menyebabkan angka pengangguran terdidik di Indonesia meningkat. Kondisi tersebut di perparah oleh belum membaiknya perekonomian global, semakin mahalnya mencari dana dari pasar, serta pemutusan hubungan kerja (PHK) secara besar-besaran.
Walaupun dalam tiga tahun terakhir ini memang berangsur-angsur membaik dalam bentuk laju inflasi. Namun, itu belum mampu mendongkrak sektor rill. Kesempatan kerja di sektor formal justru berkurang dari sekitar 31,5 juta dalam tahun 2000 menjadi hanya sekitar 27,5 juta dalam tahun 2003. Demikian juga angkatan kerja baru sangat minim terserap di sektor formal.
B.      Rumusan Masalah
Angka pengangguran yang terus meningkat harus segara ditangani. Dalam penanganannya diperlukan kerjasama dari pemerintah, masyarakat, dan pelaku industry. Pemerintah juga harus menanggulani PHK, bagaimana menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, dengan perluasan basis produksi di daerah dan pedesaan. Dengan demikian mungkin angka pengangguran bisa mengalami sedikit penurunan.

C.     Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk mendeskripsikan tentang:
a.      Pengertian dari pengangguran.
b.      Klasifikasi pengangguran.
c.       Jenis-jenis pengangguran.
d.      Mengetahui tingkat pengangguran di Indonesia.
e.       Mencari tahu apa saja  faktor penyebab terjadinya pengangguran di Indonesia.
f.        Upaya-upaya dalam menanggulani masalah pengangguran di Indonesia.


BAB 2
KAJIAN MATERI
A.    Pengertian Pengangguran
Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Yang di maksud dengan golongan angkatan kerja ialah orang yang berusia 15-64 tahun yang bekerja dan sedang mencari kerja, sedangkan yang tidak mencari kerja, entah karena harus mengurus keluarga atau sekolah, tidak termasuk sebagai golongan angkatan kerja. Sebagai contoh, seorang ibu rumahtangga yang tidak ingin bekerja karena ingin mengurus keluarganya dia tidak tergolong sebagai angkatan kerja atau tidak termasuk sebagai penganggur. Seorang anak keluarga kaya yang tidak mau bekerja karena gajinya lebih rendah dari yang diinginkannya juga tidak tergolong sebagai penganggur. Ibu rumahtangga dan anak oang kaya tersebut dinamakan penganggur sukarela.
Jumlah penduduk di suatu Negara dapat dibedakan menjadi penduduk usia kerja (15-64 tahun) dan bukan usia kerja. Yang masuk dalam kelompok bukan usia kerja (usia nonproduktif) adalah anak-anak (0-14 tahun) dan yang lanjut usia (manula) yang berusia ≥ 65 tahun. Tidak semua angkatan kerja memperoleh lapangan kerja. Mereka inilah yang disebut penganggur.

B.      Tingkat Pengangguran
Tingkat pengangguran dapat di ukur dengan cara membagi jumlah orang yang menganggur dengan jumlah angkatan kerja (bukan penduduk usia kerja) dan dikalikan 100%.
®   Rumus :
Tingkat pengangguran = jumlah yang menganggur / jumlah angkatan kerja X 100%

C.     Dasar Klasifikasi Pengangguran
Ada dua dasar utama klasifikasi pengangguran, yaitu Pendekatan Angkatan Kerja ( Labour Force Approach) dan Pendekatan Pemanfaatan Tenaga Kerja ( Labour Utilization Approach).
-          Pendekatan Angkatan Kerja ( Labour Force Approach)
Pendekatan ini mendefinisikan penganggur sebagai angkatan kerja yang tidak bekerja.
-          Pendekatan Pemanfaatan Tenaga Kerja ( Labour Utilization Approach).
Dalam pendekatan ini, angkatan kerja dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu:
·         Menganggur (Unemployed) yaitu mereka yang sama sekali tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan. Dapat disebut juga pengangguran terbuka (open unemployment). Berdasarkan definisi ini, umumnya tingkat pengangguran yang ada di Indonesia relative rendah, hanya 3%-5% per tahun.
·         Setengah Menganggur (Underemployed), yaitu mereka yang bekerja, tetapi belum di manfaatkan secara penuh. Dalam definisi ini tingkat pengangguran yang ada di Indonesia relative tinggi, karena angkanya berkisar 35% per tahun.
·         Bekerja Penuh (Employed), yaitu orang-orang yang bekerja penuh atau jam kerjanya mencapai 35 jam per minggu.

D.    Jenis –jenis Pengangguran
Berdasarkan pada faktor-faktor yang menimbulkannya, pengangguran dapat dibedakan kepada tiga jenis yaitu, Pengangguran Konjungtur, Pengangguran Struktural, dan Pengangguran normal atau Pengangguran friksional. Ketiga jenis pengangguran ini dapat dikelompokkan sebagai pengangguran terbuka, yaitu dalam periode dimana tenaga kerja menganggur mereka tidak melakukan sesuatupun pekerjaan.  Disamping itu, ada beberapa bentuk pengangguran lain yaitu, Pengangguran tersembunyi, Pengangguran bermusim, dan Setengah menganggur.
Ø  Pengangguran Konjungtur
Pengangguran konjungtur atau dalam bahasa inggrisnya di namakan cyclical unemployment adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan-perubahan dalam tingkat kegiatan perekonomian. Pada waktu kegiatan ekonomi mengalami kemunduran, perusahaan-perusahaan harus mengurangi kegiatan produksinya. Dalam pelaksanaannya hal itu berarti jam kerja dikurangi, sebagian mesin juga tidak digunakan untuk memproduksi dan berakibat sebagian tenaga kerja turut di berhentikan. Dengan demikian kemunduran ekonomi akan meningkatkan jumlah pengangguran.
Ø  Pengangguran Struktural
Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi biasanya juga di ikuti dengan perubahan struktur dan corak kegiatan ekonomi. Perubahan struktur dan kegiatan ekonomi sebagai akibat perkembangan ekonomi dapat menimbulkan masalah pengangguran yang dinamakan Pengangguran Struktural. Ada dua kemungkinan yang menyebabkan pengangguran structural:
1.      Akibat dari kemerosotan permintaan, atau
2.      Akibat dari semakin canggihnya teknik memproduksi.
Sedangkan pengangguran yang diakibatkan oleh kemajuan teknik memproduksi dinamakan Pengangguran Teknologi.
Ø  Pengangguran Normal
Apabila dalam suatu periode tertentu perekonomian terus menerus berkembang pesat, maka tingkat pengangguran akan semakin rendah. Pada akhirnya perekonomian dapat mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh, yaitu apabila pengangguran tidak melebihi dari 4%. Pengangguran yang berlaku dinamakan Pengangguran Normal atau Pengangguran Friksional.
               Bentuk pengangguran lain yaitu:
Ø  Pengangguran Tersembunyi
Terjadi apabila dalam suatu kegiatan perekonomian jumlah tenaga kerja sangat berlebihan. Akibat dari kelebihan tersebut, sebagian tenaga kerja di pindahkan ke kegiatan ekonomi yang lain tanpa mengurangi tingkat produksi di kegiatan yang pertama.
Ø  Pengangguran Musiman
Pengangguran musiman adalah pengangguran yang terjadi pada waktu-waktu tertentu di dalam satu tahun.


BAB 3
PEMBAHASAN

A.    Pengangguran Di Indonesia
Survei BPS mengatakan bahwa jumlah angkatan kerja di Indonesia pada bulan Agustus 2008 mengalami peningkatan sebanyak 470 ribu orang dibanding dengan bulan Februari 2008, peningkatan ini dibarengi juga dengan adanya penurunan pengangguran terbuka dari 8,46 persen menjadi 8,39 persen. Namun kenyataan yang ada selama empat tahun belakangan ini, pengangguran secara keseluruhan hanya mengalami penurunan sebanyak 823.800. struktur pengangguran saat ini juga mengalami perubahan, yang biasanya cenderung kepada pengangguran yang tidak terdidik menjadi pengangguran yang terdidik. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pengagguran mulai dari lulusan Sekolah Menengah Atas hingga tingkat  Perguruan Tinggi angka pengangguran terbuka sebesar 55.37 dengan komposisi terbesar berasal dari lulusan Sekolah Menengah Kejuruan. Proporsi angka pengangguran terdidik meningkat setiap tahun. Dan peningkatan tertinggi terletak pada tahun 2008 dimana kenaikan angka pengangguran terdidik mencapai 24,3% selama 4 tahun terakhir. Hal ini disebabkan karena berbagai macam alasan yang ada. Ada yang meneruskan ke Perguruan Tinggi. Ada yang beralasan memilih untuk tidak bekerja karena gaji yang ditawarkan tidak sesuai dengan biaya yang sudah dikeluarkan dalam menggapai jenjang S1. Atau tidak sepadan dengan latar belakang pendidikan yang dimiliki. Keterbatasan kesediaan lowongan pekerjaan juga turut memicu meningkatkan jumlah pengangguran yang ada.   

B.      Akibat-akibat Buruk Pengangguran
Akibat-akibat buruk dari pengangguran dibedakan menjadi dua aspek yaitu:
-          Akibat buruk ke atas perekonomian
-          Akibat buruk ke atas individu dan masyarakat
v  Akibat Buruk Ke Atas Perekonomian
Akibat buruk ini dapat di bedakan menjadi:
Ø  Pengangguran menyebabkan masyarakat tidak memaksimumkan tingkat kemakmuran. Pengangguran dapat menyebabkan pendapatan nasional yang sebenarnya di capai lebih rendah dari pendapatan nasional potensial.
Ø  Pengangguran menyebabkan pendapatan pajak pemerintah berkurang. Pengangguran yang diakibatkan oleh tingkat kegiatan ekonomi yang rendah, dan dalam kegiatan ekonomi yang rendah pendapatan pajak pemerintah semakin sedikit.
Ø  Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi. Pengangguran tenaga buruh di ikuti pula oleh kelebihan kapasitas mesin-mesin perusahaan . pengangguran juga mengakibatkan kelesuan kegiatan perusahaan yang menyebabkan keuntungan berkurang. Keuntungan yang rendah mengurangi keinginan untuk melakukan investasi.
v  Akibat Buruk Ke Atas Individu dan Masyarakat
Keburukan sosial yang diakibatkan oleh pengangguran:
·         Pengangguran menyebabkan kehilangan mata pencarian dan pendapatan.
·         Pengangguran dapat menyebabkan kehilangan keterampilan.
·         Pengangguran dapat menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik.
·         Pengangguran dapat menimbulkan meningkatnya tindak kriminalitas.

C.     Upaya Menanggulani Pengangguran
Pengangguran dapat dikurangi dengan cara menanggulani pengangguran yang ada dengan upaya-upaya sebagai berikut:
1.      Mengembangkan usaha mandiri dan usaha kecil.
2.      Menggalakkan pengembangan sektor informal, seperti home industry.
3.      Menyalurkan dana/ meminjamkan dana untuk modal dalam membuka usaha dengan suku bunga dibawah 15% /tahun.
4.      Bentuk bantuan yang sudah ada seperti beras miskin sedapat mungkin diganti dengan penciptaan kesempatan kerja.
5.      Memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam membuka usahanya.
6.      Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa.
7.      Memberikan program pendidikan dan pelatihan kerja.
8.      Memberikan perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru.


Sumber:
·         Teori ekonomi makro, Universitas Ekonomi, Prathama Rahardja Mandala Manurung
·         Pengantar Teori Makroekonomi, PT. RajaGrafindo Persada, Sadono Sukirno




Tidak ada komentar:

Posting Komentar