Arthur Andersen LPP adalah salah satu firma akuntansi terbesar di AS yang berdiri sejak 1913. Selama perjalanannya perusahan ini memiliki reputasi sebagai kepercayaan, integritas dan etika yang penting bagi perusahaan yang di bebani auditing secara independen dan melaporkan laporan-laporan perusahaan publik, dimana akurasi investor tergantung keputusan investasi.
Di masa-masa awalnya Andersen memiliki standar-standar profesi akuntansi dan mengembangkan inisiatif-inisiatif baru pada kekuatan-kekuatan integritasnya. Arthur Andersen pernah menjadi model sebuah karakter teguh hati dan integritas yang merupakan profesionalitas dalam akuntansi. Tetapi kebangkrutan klien-klien besar membuka skandal-skandal besar yang membuat firma akuntansi ini tutup.
Kasus yang menimpa KAP Arthur Andersen cukup menggemparkan dan menjadi sorotan banyak pihak. Ada beberapa perusahaan dari klien Arthur Andersen tersebut yang mengalami masalah dan memberi dampak terhadap keruntuhan KAP Arthur Andersen ini, salah satunya adalah kasus KAP Arthur Andersen dengan perusahaan Enron. Dalam kasus tersebut diketahui bahwa telah terjadi penyimpangan hukum dan etika pengauditan, dimana KAP Arthur Andersen bersama kliennya telah melakukan manipulasi laporan keuangan, penyesatan informasi serta perilaku tidak etis lainnya yaitu dengan menghancurkan dokumen-dokumen penting yang berkaitan dengan kasus Enron.
Kasus Enron mulai terungkap pada bulan Desember tahun 2001 dan terus menggelinding pada tahun 2002 berimplikasi sangat luas terhadap pasar keuangan global yang di tandai dengan menurunnya harga saham secara drastis berbagai bursa efek di belahan dunia, mulai dari Amerika, Eropa, sampai ke Asia. Enron, suatu perusahaan yang menduduki ranking tujuh dari lima ratus perusahaan terkemuka di Amerika Serikat dan merupakan perusahaan energi terbesar di AS jatuh bangkrut dengan meninggalkan hutang hampir sebesar US $ 31.2 milyar. Enron mengakui bahwa keuntungannya selama ini adalah fiksi belaka. Enron merevisi laporan keuangan lima tahun terakhir dan membukukan kerugian US$ 586 juta serta tambahan catatan utang sebesar US$ 2,5 miliar.
Enron juga dicurigai telah melakukan praktek window dressing. Manajemen Enron telah menggelembungkan (mark up) pendapatannya US$ 600 juta, dan menyembunyikan utangnya sejumlah US$ 1,2 milliar. Manipulasi ini telah berlangsung selama bertahun-tahun. Dalam Proses pengusutan ditemukan suatu penemuan yang menarik, yaitu kisah pemusnahan ribuan surat elektronik dan dokumen lainnya yang berhubungan dengan audit Enron oleh petinggi di firma audit Arthur Andersen.
Dalam kasus ini terlihat adanya penyimpangan hukum dan etika profesi yang terjadi karena KAP Arthur Andersen telah kehilangan independensi dan integritasnya. Ada beberapa hal yang membuat KAP Arthur Andersen kehilangan independensi dan objektivitasnya sebagai akuntan publik. Dari segi independensi dalam penampilan, Andersen dinilai tidak independen karena karyawan yang menempati posisi penting di Enron seperti Direktur Keuangan dan staff akunting juga merupakan orang-orang yang sama yang berasal dari KAP Arthur Andersen. Sedangkan dari segi independensi dalam fakta, Andersen tidak bisa bersikap objektif karena selain memberikan jasa audit, Andersen juga memberikan jasa non-audit berupa konsultasi manajemen kepada Enron. Jasa-jasa non audit lebih banyak diberikan dan dari jasa non audit tersebut Andersen memperoleh fee yang lebih besar. Enron merupakan pembayar termahal bagi Arthur Andersen. Dengan mengungkapkan hasil audit yang sebenarnya, Arthur takut akan kehilangan klien terbesarnya. Dengan meraih banyak keuntungan Arthur Andersen melanggar kode etiknya sebagai seorang auditor yaitu dengan berpura-pura tidak mengetahui tentang manipulasi data yang dilakukan Enron, dan menahan semua data asli yang diperlukan dalam penyelidikan, tidak memberikan opini dengan sebenarnya. Hal ini secara langsung menghilangkan independensinya sebagai auditor independen.
Dengan menempatkan karyawannya pada perusahaan Enron serta banyaknya jasa non audit (konsultasi manajemen) yang diberikan, telah membuat Andersen tidak bersikap profesional. Karena Andersen tidak mungkin menyalahkan hasil pekerjaannya sendiri. Sikap tidak profesionalisme dan tidak independen ini telah melanggar etika profesi. Padahal sebagai auditor, independensi ini merupakan sikap mental yang paling penting yang menjadi patokan bagi para stakeholder untuk mempercayai dan meyakini kewajaran dari laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan.
~~ Tugas Softskill ~~
Desi Nataliani
28211139
4EB26
Sumber :
http://livemodestly.tumblr.com/post/10731316310/masalah-independensi-pada-kap-arthur-andersen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar